Peringatan Maulid Nabi dan Dasar-Dasarnya

Oleh : ILham Musoddiq

Pada suatu saat Rosululloh SAW ditanya: “Mengapa Rosul engkau berpuasa di hari Isnein?” jawab Rosul: ” Pada hari itu saya dilahirkan (1), pada hari itu saya diangkat menjadi Nabi (2) dan pada hari itu saya dituruni AlQur’an (3)”.

Melihat 3 jawaban Rosululloh tersebut bagi orang yang mau berfikir pastilah akan timbul pemahaman sebagai berikut :

Seandainya Nabi Muhammad tidak dilahirkan, maka tidak akan ada Kerosulan Muhammad yang bertujuan Rohmatan Lil’alamiin.

Seandaiya tidak ada Kerosulan Muhammad, Kitab Al-Qur’an yang 30 juz, 114 surat itupun tidak akan diturunkan.

Seandainya Kitab Al-Qur’an tidak turun, tidak akan ada Agama Islam didunia ini.

Seandainya Agama Islam tidak ada, tidak akan ada jutaan Umat Islam yang tersebar diseluruh penjuru dunia saat ini.

Seandainya tidak ada umat Islam diseluruh dunia, maka tidak akan ada masjid-masjid, musholla-musholla, madrosah-madrosah, perguruan-perguruan tinggi Islam diseluruh dunia ini.,

Jadi semua itu adanya dimulai dari Kelahiran Nabi Muhammad SAW. Karena  itulah mengapa masalah kelahiran oleh Rosululloh disebut yang pertama, baru kemudian persoalan diangkat jadi Nabi dan dituruni Al-Quran.

Karena itulah Kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah merupakan satu peristiwa besar, karunia yang agung dari Allah Ta’ala kepada umat manusia didunia, khususnya bagi kita umat Islam dan juga merupakan Syi’ar Allah yang terbesar.

Didalam AlQur’an disebutkan :

” Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati” (Al-Hajji:32)

Jadi mengagungkan Syi’ar Allah adalah perintah Allah Ta’ala dan termasuk pengejawantahan dari Ketaqwaan Hati. Karena Maulid Nabi adalah termasuk Syi’ar Allah, sehingga ia juga merupakan perintah Allah Ta’ala (ibadah).

Kalau Rosululloh SAW sendiri menghormati hari kelahirannya (berpuasa di hari Isnein), mengapa kita tidak boleh menghormati Hari Kelahiran beliau?? bukankah Rosululloh adalah panutan seluruh Umat Islam yang wajib diikuti??

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu” (Al-Ahzab:21)

Bahkan, didalam Kitab MADARIJUS SHU’UD (Syarah Kitab BARZANJI) hl 15-16, karangannya Syaikh Muhammad Nawawi Al Banteni disebutkan :

Bersabda Rosululloh SAW: ” Barangsiapa yang mengagungkan kelahiranku adalah aku memberikan syafaat kepadanya pada hari kiamat, dan barangsiapa menginfaqkan satu dirham pada kelahiranku maka seakan-akan menginfaqkan satu gunung emas pada perang sabilillah”

Hadist diatas menjelaskan :

1.      Siapa yang mengagungkan kelahiran Nabi akan mendapatkan Syafaat pada hari kiamat.

2.      Siapa yang bershodaqoh satu dirham pada hari Kelahiran Nabi, maka nilainya sama dengan bershodaqoh satu gunung emas untuk Jihad fisabilillah.

Jadi Peringatan Maulid Nabi adalah perintah Allah dan Rosululloh SAW, bukan bid’ah atau karangan saja seperti kata sebagian ulama’, maka Rohmat mana lagi yang lebih besar daripada peristiwa Kelahiran Nabi Muhammad SAW??.

About kaifa10

Nothing Special about me

Posted on 17 April 2009, in Islam, Opiniku and tagged , . Bookmark the permalink. 4 Komentar.

  1. Terima kasih infonya, mohon info hadits riwayat siapa ya ustadz yang berbunyi,”barangsiapa yang mengagungkan….” Untuk saya sampaikan kepada yang lain…

  1. Ping-balik: | OPSHID at Blog » Peringatan Maulid Nabi dan Dasar-Dasarnya

Tinggalkan komentar