Category Archives: Indonesia

6 Kisah Kejujuran Polisi Hoegeng Yang Menggetarkan Hati

hoegengMantan Presiden Gus Dur punya anekdot, hanya ada tiga polisi jujur di Indonesia. Ketiganya adalah patung polisi, polisi tidur, dan Hoegeng Iman Santosa. Ini semacam sindiran bahwa sulit mencari polisi jujur di negeri ini. Kalaupun ada, langka dicari.

Polisi Hoegeng adalah satu teladan polisi jujur yang kisah dan kiprah selalu layak diceritakan turun-temurun. 14 Oktober 1921, tepat 91 tahun lalu, Hoegeng lahir di Pekalongan. Inilah beberapa cerita dan kiprah polisi Hoegeng sejak merintis karir sebagai polisi, sebagai dirjen imigrasi hingga berpuncak pada karir sebagai Kapolri.
Kisah-kisah yang menyentuh dan menggetarkan hati ini beberapa dikutip dari memoar Hoegeng, Polisi antara Idaman dan Kenyataan, karangan Ramadhan KH. Read the rest of this entry

Wage Rudolf Soepratman Pencipta Lagu Indonesia Raya

 Oleh: Yousri Nur RA MH *)

WAGE Rudolf Soepratman adalah pencipta lagu kebangsaan “Indonesia Raya” yang wafat di Surabaya. Sama dengan Dr.Soetomo, almarhum tidak dimakamkan di TMP (Taman Makam Pahlawan) yang ada di Surabaya, tetapi dimakamkan di TMP khusus. Tepatnya, dekat TPU (Taman Pemakaman Umum) Rangkah, Jalan Kenjeran Surabaya. Sebelum dipindah ke tempat yang sekarang, dulu jenazah WR Soepratman memang dimakamkan di TMP Khusus Rangkah, Surabaya.

WR Soepratman ditetapkan sebagai pahlawan nasional berkat jasanya menciptakan lagu kebangsaan “Indonesia Raya”. Selain itu, nama WR Soepratman lekat dengan peringatan Sumpah Pemuda setiap tanggal 28 Oktober. Karena pada Kongres Pemuda Indonesia II tanggal 28 Oktober 1928 itulah untuk pertamakalinya WR Soepratman memperkenalkan dan memperdengar kan lagu “Indonesia Raya”.

Kecuali peristiwa-peristiwa bersejarah itu, ada satu kebetulan yang luar biasa. Tanggal wafatnya WR Soepratman adalah 17 Agustus 1938. Tepat tujuh tahun sebelum tanggal 17 Agustus 1945 yang menjadi tanggal keramat bagi Bangsa Read the rest of this entry

Makam WR Supratman Surabaya

Makam WR Supratman di Jl Kenjeran Surabaya saya kunjungi dengan menumpang sebuah taksi setelah sebelumnya berkunjung ke Makam Peneleh. Kami melewati jalan belakang makam agar tidak perlu memutar terlalu jauh, namun pintu belakang dan samping Makam WR Supratman digembok ketika saya sampai di makam.

Rumah kuncen yang berada di dekat makam saya temukan tidak lama setelah bertanya ke penduduk setempat. Beberapa saat kemudian saya sudah berada di dalam kompleks Makam WR Supratman yang cukup luas dan terawat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

sesaat setelah saya masuk dari pintu samping kanan makam, dengan patung WR Supratman tengah bermain biola tampak dikejauhan, membelakangi prasasti yang berisi tiga bait lagu Indonesia Raya Read the rest of this entry

Bung Karno dan Konsep Persatuannya

Membicarakan konsep front persatuan, tidak lengkap rasanya jika tidak menyebutkan nama Bung karno dan gagasan-gagasan politiknya. Ia memegang teguh keyakinan politiknya sejak awal hingga akhir, termasuk keyakinannya soal persatuan nasional yang dinamainya Nasakom, akronim dari nasionalis, agama, dan komunis.

Ada banyak yang mengatakan, pemikiran Bung Karno mengenai Nasakom adalah yang paling orisinil dan acceptable di Indonesia. Sedangkan tak sedikitpula yang mencibir, bahwa persatuan nasional nasakom hanya konsep belaka dan akan berantakan jika dipraktekkan. Read the rest of this entry

Soekarno dan Pakaian “Uniform”

Soekarno, sejak memulai aktivitas pergerakan hingga menjadi presiden, sangat memperhatikan penampilan, terutama soal berpakaian. Tidak dapat dipungkiri, bahwa dikalangan pergerakan saat itu, Soekarno merupakan salah satu yang mempunyai ciri khas dalam berpakaian, dan kelak diikuti oleh kalangan pergerakan lainnya.

Saat memasuki sekolah teknik di Bandung, Soekarno mulai menggunakan kemeja putih, pantalon, dan berdasi. Generasi pergerakan saat itu seperti Soekarno, Gatot Mangkoepradja, Sartono, Ali Sastroamidjoyo, Syahrir, dan Amir Syarifuddin, merupakan generasi awal yang sudah mengenakan pakaian jas, celana panjang, sepatu, dan dasi. Rudolf Mrázek, seorang professor sejarah di University of Michigan, menyebut gaya berpakaian seperti ini sebagai “Indonesian dandy” (kenecisan). Read the rest of this entry

Dari 8 Rumusan Pancasila yang 2 Rekayasa Orba

Sepanjang sejarah terdapat 8 rumusan Pancasila, 2 di anta ranya merupakan hasil rekayasa rezim Orde Baru. Ke 6 formula yang tidak direkayasa itu adalah sebagai berikut.

Pertama, Pancasila yang disampaikan Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945, dengan urutan (1) Kebangsaan Indo- nesia, (2) Internasionalisme atau Peri-kemanusiaan, (3) Mufakat atau Demokrasi, (4) Kesejahteraan Sosial, dan (5) Ketuhanan. Bung Karno yang pertama menyebut istilah Pancasila, dan pertama kali pula membahas “dasar negara” seperti yang diminta oleh pimpinan sidang BPUPK (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan).

Seusai dengan persidangan pertama BPUPK tanggal 1 Juni 1945 dibentuk panitia kecil yang terdiri atas 8 orang, diketuai Soekarno, dengan anggota M Hatta, M Yamin, A Maramis, Otto Iskandardinata, Sutardjo Kartohadikusumo, Ki Bagus Hadikusumo, dan Wachid Hasyim, untuk menampung masukan dari anggota BPUPK lainnya. Kemudian Soekarno mengubah komposisi tim ini menjadi 9 orang, Soekarno masih ketua, dengan anggota M Hatta, M Yamin, A Maramis, Subardjo, Wachid Hasyim, Kahar Muzakkir, Agus Salim, dan Abikusno Tjokrosuyoso. Read the rest of this entry

PDRI, Kisah yang Hampir Tidak Diingat

Kompas Cetak Minggu, 19 Desember 2010

Wajah Ismael Hassan (84) berseri-seri. Pada Sabtu (18/12), di Kompleks Yayasan Asrama dan Pendidikan Islam Al-Azhar, Rawamangun, Jakarta Timur, ia sibuk menerima ucapan selamat dari koleganya dan orang-orang lain yang menghadiri peringatan 62 tahun Pemerintah Darurat Republik Indonesia. Memakai setelan jas berwarna gelap, ia juga kelihatan tangkas melayani permintaan sejumlah orang yang mengajaknya berfoto bersama. Ismael adalah orang yang paham bagaimana para tokoh Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) berjuang di hutan-hutan belantara di Sumatera Barat. Bersama tokoh PDRI, ia ikut berpindah-pindah tempat hunian guna menghindari kejaran Belanda. Read the rest of this entry

Sejarah Papua adalah Sejarah Indonesia

Oleh : Dewi Fortuna Anwar

Salah satu orang yang bagi saya penting, sudah lama saya kenal, dan tidak pernah berhenti menghargai adalah tamu kita kali Prof. Dr. Dewi Fortuna Anwar. Ini sesuai yang tertulis di kartu namanya. Tapi saya saya biasa memanggilnya Dewi saja. Dia kini deputi bidang ilmu pengetahuan sosial dan kemanusiaan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Beberapa hari lalu atau mungkin dua minggu lalu, saya bertemu Dewi pada satu makan malam dengan Duta Besar Australia dan beberapa orang Australia. Kami bicara mengenai Papua. Australia tentu mempunyai perhatian untuk membahas itu terutama dari sudut pandang mereka. Mereka merasa tidak punya aspirasi mendukung kemerdekaan atau pemisahan Papua dari Indonesia, tapi suka disalahi saja. Sebaliknya orang Indonesia suka tidak percaya juga bahwa Australia tidak mendukung karena banyak Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berpusat di sana mendukung gerakan-gerakan pemisahan Papua. Juga pernah ada orang-orang yang kabur dari Papua kemudian diberikan suakadi Australia. Jadi di tengah-tengah kerancuan itu Dewi mengeluarkan satu poin yang sangat penting yaitu sejarah Irian Barat adalah sejarah Republik Indonesia. Read the rest of this entry

Kisah Nyata: Ketika Sri Sultan HB IX terkena tilang di Pekalongan

Kota batik Pekalongan di pertengahan tahun 1960an menyambut fajar dengan kabut tipis , pukul setengah enam pagi polisi muda Royadin yang belum genap seminggu mendapatkan kenaikan pangkat dari agen polisi kepala menjadi brigadir polisi sudah berdiri di tepi posnya di kawasan Soko dengan gagahnya. Kudapan nasi megono khas pekalongan pagi itu menyegarkan tubuhnya yang gagah berbalut seragam polisi dengan pangkat brigadir.

Becak dan delman amat dominan masa itu , persimpangan Soko mulai riuh dengan bunyi kalung kuda yang terangguk angguk mengikuti ayunan cemeti sang kusir. Dari arah selatan dan membelok ke barat sebuah sedan hitam ber plat AB melaju dari arah yang berlawanan dengan arus becak dan delman . Brigadir Royadin memandang dari kejauhan ,sementara sedan hitam itu melaju perlahan menuju kearahnya. Dengan sigap ia menyeberang jalan ditepi posnya, ayunan tangan kedepan dengan posisi membentuk sudut Sembilan puluh derajat menghentikan laju sedan hitam itu. Sebuah sedan tahun lima puluhan yang amat jarang berlalu di jalanan pekalongan berhenti dihadapannya.

Saat mobil menepi , brigadir Royadin menghampiri sisi kanan pengemudi dan memberi hormat.

“Selamat pagi!” Brigadir Royadin memberi hormat dengan sikap sempurna . “Boleh ditunjukan rebuwes!” Ia meminta surat surat mobil berikut surat ijin mengemudi kepada lelaki di balik kaca , jaman itu surat mobil masih diistilahkan rebuwes. Read the rest of this entry

Ketika Bung Karno Membuat AS Tak Berkutik

SERGAP NTT -> Bung Karno geram. Ike mencoba merayunya, “Tolong bebaskan pilotku”. Tapi Bung Karno tetap saja geram. Mungkin juga karena yang merayu Soekarno adalah Ike, seorang pria tua. Ike itu adalah nama panggilan D. Dwight Eisenhower, presiden AS di masa itu. Kali ini Amerika memang kena batunya.

Negara digdaya itu dibikin malu Indonesia ketika pilotnya, Allen Pope ditembak jatuh di pulau Morotai. Lebih malu lagi, karena dengan tertangkapnya pilot itu, kedok AS dan CIA akhirnya terbuka. Kedok yang membuktikan AS melalui CIA sudah main api dengan petualangannya di balik pemberontakan separatisme di Indonesia. Termasuk juga infiltrasi AS yang mempersenjatai para pemberontak itu. Ini yang bikin Bung Karno geram, dan mulai memainkan kartu trufnya.

Bung Karno yang tadinya dikerjai Amerika, sekarang balas mengerjai Amerika. Bung Karno sadar, tertangkapnya Allen Pope mendongkrak posisi tawar Indonesia di hadapan Amerika. Cerita selanjutnya adalah bagaimana Ike dan John F. Kennedy jadi repot dibuatnya.

Inilah moment bersejarah ketika Indonesia yang miskin untuk pertama kalinya punya posisi tawar tinggi di hadapan “juragan kaya”, Amerika. Read the rest of this entry